Selasa, 20 Maret 2012

Kesalahan" dalam Shalat


"Sesungguhnya yang petama kali akan dihisab atas seorang hamba pada hari kiamat adalah perkara shalat. Jika Shalatnya baik, maka baikpula seluruh amalan ibadah lainnya, kemudian semua amalannya akan dihitung atas hal itu."

(HR. An Nasa'I : 463)

 Banyak orang yang lalai dalam shalat, tanpa sengaja melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak diketahuinya, yang mungkin bisa memubat amalan shalatnya tidak sempurna.
kami akan paparkan kesalahan yang sering terjadi dalam shalat.

1. Menunda–nunda Shalat dari waktu yang telah ditetapkan

Hal ini merupakan pelanggaran berdasarkan firman Allah عزوجل ,

, "Sesungguhnya shalat suatu kewajiban yang telah ditetepkan waktunya bagi orang-orang beriman". (QS. An-Nisa : 103)


2. Tidak shalat berjamah di masjid bagi laki-laki

Rasullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Barang siapa yang mendengar panggilan (azan) kemudian tidak menjawabnya (dengan mendatangi shalat berjamaah), kecuali uzur yang dibenarkan". (HR. Ibnu Majah Shahih) Dalam hadits bukhari dan Muslim disebutkan. "Lalu aku bangkit (setelah shalat dimulai) dan pergi menuju orang-orang yang tidak menghadiri shalat berjamaah, kemudian aku akan membakar rumah-rumah mereka hingga rata dengan tanah."


3. Tidak tuma'minah dalam shalat

Makna tuma'minah adalah, seseorang yang melakukan shalat, diam (tenang) dalam ruku'.i'tidal,sujud dan duduk diantara dua sujud. Dia harus ada pada posisi tersebut, dimana setiap ruas-ruas tulang ditempatkan pada tempatnya yang sesuai. Tidak boleh terburu-buru di antara dua gerakan dalam shalat, sampai dia selesai tuma'ninah dalam posisi tertentu sesuai waktunya. Nabi صلى الله عليه وسلمbersabda kepada seseorang yang tergegesa dalam shalatnya tanpa memperlihatkan tuma;minah dengan benar, "Ulangi shalatmu, sebab kamu belum melakukan shalat."



4. Tidak khusu' dalam shalat, dan melakukan gerakan-gerakan yang berlebihan di dalamnya.

Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Sesungguhnya, seseorang beranjak setelah megnerjakan shalatnya dan tidak ditetapkan pahala untuknya kecuali hanya sepersepuluh untuk shalatnya, sepersembilan, seperdelapan, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga atau setangah darinya. " (HR. Abu Dawud, Shahih) mereka tidak mendapat pahala shalatnya dengan sempurna disebabkan tidak adanya kekhusyu'an dalam hati atau melakukan gerakan-gerakan yang melalaikan dalam shalat.


5. Sengaja mendahului gerakan imam atau tidak mengikuti gerakan-gerakannya.

Perbuatan ini dapat membatalkan shalat atau rakaat-rakaat. Merupakan suatu kewajiban bagi mukmin untuk mengikuti imam secara keseluruhan tanpa mendahuluinya atau melambat-lambatkan sesudahnya pada setiap rakaat shalat. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Sesungguhnya dijadikan imam itu untuk diikuti keseluruhannya. Jika ia bertakbir maka bertakbirlah, dan jangan bertakbir sampai imam bertakbir, dan jika dia ruku' maka ruku'lah dan jangan ruku' sampai imam ruku' ". (HR. Bukhari)


6. Berdiri untuk melngkapi rakaat yang tertinggal sebelum imam menyelesaikan tasyahud akhir dengan mengucap salam ke kiri dan kekanan

Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Jangan mendahuluiku dalam ruku', sujud dan jangan pergi dari shalat (Al-Insiraf)". Para ulama berpedapat bahwa Al-Insiraf, ada pada tasyahud akhir. Seseorang yang mendahului imam harus tetap pada tempatnya sampai imam menyelesaikan shalatnya (sempurna salamnya). Baru setalah itu dia berdiri dan melengkapi rakaat yang tertinggal.


7. Melafadzkan niat.

Tidak ada keterangan dari nabi صلى الله عليه وسلم maupun dari para sahabat bahwa meraka pernah melafadzkan niat shalat. Ibnul Qayyim rmh menyatakan dalam Zadul-Ma'ad "Ketika Nabi صلى الله عليه وسلم berdiri untuk shalat beliau mengucapkan "Allahu Akbar", dan tidak berkata apapun selain itu. Beliau صلى الله عليه وسلم juga tidak melafalkan niatnya dengan keras.


8. Membaca Al-Qur'an dalam ruku' atau selama sujud.

Hal ini dilarang, berdasarkan sebuah riwayat dari Ibnu Abbas رضي الله عنه, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, "saya telah dilarang untuk membaca Al-Qur'an selama ruku' atau dalam sujud." (HR. Muslim)


9. Memandang keatas selama shalat atau melihat ke kiri dan ke kanan tanpa alasan tertentu.

Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Cegalah orang-orang itu untuk mengangkat pandangan keatas atau biarkan pandangan mereka tidak kembali lagi". (HR. Muslim)


10. Melihat ke sekeliling tanpa ada keperluan apapun.

Diriwayatkan dari Aisyah رضي الله عنها, bahwa ia berkata, "Aku berkata kepada Rasulallah صلى الله عليه وسلم tentang melihat ke sekeliling dalam shalat Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, "Itu adalah curian yang sengaja dibisikan setan pada umat dalam shalatnya". (HR. Bukhari)


11. Seorang wanita yang tidak menutupi kepala dan kakinya dalam shalat.

Sabda Rasulallah صلى الله عليه وسلم, "Allah tidak menerima shalat wanita yang sudah mencapai usia-haid, kecuali jika dia memakai jilbab (khimar)". (HR. Ahmad)


12. Berjalan di depan orang yang shalat baik orang yang dilewati di hadapanya itu sebagai imam, maupun sedang shalat sendirian dan melangka (melewati) di antara orang selama khutbah shalat Jum'at.

Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Jika orang yang melintas didepan orang yang sedang shalat mengetahui betapa beratnya dosa baginya melakukan hal itu, maka akan lebih baik baginya untuk menunggu dalam hitungan 40 tahun dari pada berjalan didepan orang shalat itu".(HR. Bukhari dan Muslim). Adapun lewat diantara shaf orang yang sedang shalat berjamaah, maka hal itu diperbolehkan menurut jumhur bedasarkan hadits Ibnu Abbas رضي الله عنه : "Saya datang dengan naik keledai, sedang saya pada waktu itu mendekati baligh. Rasulallah صلى الله عليه وسلم sedang shalat bersama orang –orang Mina menghadap kedinding. Maka saya lewat didepan sebagian shaf, lalu turun dan saya biarkan keledai saya, maka saya masuk kedalam shaf dan tidak ada seorangpun yang mengingkari perbuatan saya". (HR. Al-Jamaah). Ibnu Abdil Barr berkata, "Hadits Ibnu Abbas ini menjadi pengkhususan dari hadits Abu Sa'id yang berbunyi "Jika salah seorang dari kalian shalat, jangan biarkan seseorangpun lewat didepannya". (Fathul Bari: 1/572)


13. Tidak mengikuti imam (pada posisi yang sama) ketika datang terlambat baik ketika imam sedang duduk atau sujud.

Sikap yang dibenarkan bagi seseorang yang memasuki masjid adalah segera mengikuti imam pada posisi bagaimanapun, baik dia sedang sujud atau yang lainnya.


14. Seseorang bermain dengan pakaian atau jam atau yang lainnya.

Hal ini mengurangi kekhusyu'an. Rasulallah صلى الله عليه وسلم melarang mengusap krikil selama shalat, karena dapat merusak kekhusyu'an, Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda, "Jika salah seorang dari kalian sedang shalat, cegahlah ia untuk tidak menghapus krikil sehingga ampunan datang padanya". (Hadits Shahih Riwayat Ahmad)


15. Menutup mata tanpa alasan

Hal ini makruh sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, "Menutup mata buka dari sunnah rasul صلى الله عليه وسلم". Yang terbaik adalah, jika membuka mata tidak merusak kekhusyu'an shalat, maka lebih baik melakukannya. Namun jika hiasan, ornament dsn sebagainya disekitar orang yang shalat atau antara dirinya dengan kiblat mengganggu konsentrasinya, maka dipoerbolehkan menutup mata. Namun demikian pernyataan untuk melakukan hal itu dianjurkan(mustahab) pada kasus ini. Wallahu A'lam.


16. Makan atau minum atau tertawa.

"Para ulama berkesimpulan oragn yang shalat dilarang makan dan minum. Juga ada kesepakatan diantara mereka bahwa jika seseorang melakukannya dengan sengaja maka ia harus mengulang shalatnya.


17. Mengeraskan suara hingga mengganggu orang-orang di sekitarnya.

Ibnu Taimuiyah menyatakan, "Siapapun yang membaca Al-Qur'an dan orang lain sedang shlat sunnah, maka tidak dibenarkan baginya untuk membacanya dengan suara keras karena akan mengganggu mereka. Sebab, Nabi صلى الله عليه وسلم pernah meninggalkan sahabat-sahabatnya ketika merika shalat ashar dan Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda, "Hai manusia setip kalian mencari pertolongan dari Robb kalian. Namun demikian, jangan berlebihan satu sama lain dengan bacaan kalian".


18. Menyela di antara orang yang sedang shalat.

Perbuatan ini teralarang, karena akan mengganggu. Orang yang hendak menunaikan shalat hendaknya shalat pada tempat yang ada. Namun jika ia melihat celah yang memungkinkan baginya untuk melintas dan tidak mengganggu, maka hal ini di perbolehkan. Larangan ini lebih ditekankan pada jama'ah shalat Jum'at, hal ini betul-betul dilarang. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda tentang merka yang melintasi batas shalat,"Duduklah! Kamu mengganggu dan terlambat datang".


19. Tidak meluruskan shaf.

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, "Luruskan shafmu, sesungguhnya meluruskan shaf adalah bagian dari mendirikan shalat yang benar"(HR. Bukhari dan Muslim).


20. Mengangkat kaki dalam sujud.

Hal ini bertentangan dengan ynag diperintahkan sebagaimana diriwayatkan dalam dua hadits shahih dari Ibnu Abbas رضي الله عنه, "Nabi صلى الله عليه وسلم telah memerintah bersujud dengan tujuh anggota tubuh dan tidak mengangkat rambut atau dahi (termasuk hidung), dua telapak tangan, dua lutut, dan dua telapak kaki." Jadi seseorang yang shalat (dalam sujud), harus dengan dua telapak kaki menyentuk lantai dan menggerakan jari-jari kaki menghadao kiblat. Tiap bagian kaki haris menyentuh lantai. Jika diangkat salah satu dari kakinya, sujudnya tidak benar. Sepanjang dia lakukan itu dalam sujud.


21. Melatakkan tangan kiri di atas tangan kanan dan memposisikannya di leher.

Hal ini berlawanan dengan sunnah karena Nabi صلى الله عليه وسلم meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dan meletakkan keduanya di dada beliau. Ini hadits hasan dari beberapa sumber yang lemah di dalamya. Tapi dalam hubungannya saling menguatkan di antara satu dengan lainnya.


22. Tidak berhati-hati untuk melakukan sujud dengan tujuh angota tubuh(seperti dengan hidung, kedua telapak tangan, kedua lutuk dan jari-jari kedua telapak kaki).

Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Jika seorang hamba sujud, maka tujuh anggota tubuh harus ikut sujud bersamanya: wajah, kedu telapak tangan kedua lutut dan kedua kaki". (HR. Muslim)


23. Menyembunyikan persendian tulang dalam shalat.

Ini adalah perbuatan yang tidak dibenarkan dalam shalat. Hal ini didasarkan pada sebuah hadits dengan sanad yang baik dari Shu'bah budak Ibnu Abbas yang berkata, "Aku shalat di samping Ibnu Abbas dan aku menyembunyikan persedianku." Selesai shalat di berkata, "Sesungguhnya kamu kehilangan ibumu!, karena menyembunyikan persendian ketika kamu shalat!".


24. Membunyikan dan mempermainkan antar jari-jari (tasbik) selama dan sebelum shalat.

Rasulallah صلى الله عليه وسلم , "Jika salah seorang dari kalian wudhu dan pergi ke mesjid untuk shalat, cegahlah dia memainkan tangannya karena (waktu itu) ia sudah termasuk waktu shalat." (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi)


25. Menjadikan seseorang sebagai imam, padahal tidak pantas, dan ada orang lain yang lebih berhak.

Merupakan hal yang penting, bahwa seorang imam harus memiliki pemahaman tentang agama dan mampu membaca Al-Qur'an dengan benar. Sebagaimana sabda Nabi صلى الله عليه وسلم "Imam bagi manusia adalah yang paling baik membaca Al-Qur'an" (HR. Muslim)


26. Wanita masuk ke masjid dengan mempercantik diri atau memakai harum-haruman.

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, "Jangan biarkan perrempuan yang berbau harum menghadiri shalat isya bersama kita." (HR. Muslim)


27. Shalat dengan pakaian yang bergambar, apalagi gambar makhluk bernyawa.

Termasuk pakaian yang terdapat tulisan atau sesuatu yang bisa merusak konsentrasi orang yang shalat di belakangnya.


28. Shalat dengan sarung, gamis dan celana musbil melebihi mata kaki).

Banyak hadits rasulallah صلى الله عليه وسلم yang menyebutkan larangan berbuat isbal diantaranya :

A. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda : sesungguhnya Allah tidak menerima shalat seseorang lelaki yang memakain sarung dengan cara musbil." (HR. Abu Dawud (1/172 no. 638)

B. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda : Allah عزوجل tidak (akan) melihat shalat seseorang yang mengeluarkan sarungnya sampai kebawah (musbil) dengan perasaan sombong." (Shahih Ibnu Khuzaimah 1/382)

C. Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda : "Sarung yang melebihi kedua mata kaki, maka pelakunya di dalam neraka." (HR.Bukhari : 5887)


29. Shalat di atas pemakaman atau menghadapnya.

Rasulallah صلى الله عليه وسلم berabda, "Jangan kalian menjadikan kuburan sebagai masjid. Karena sesungguhnya aku telah melarang kalian melakukan hal itu." (HR. Muslim : 532)


30. Shalat tidak menghadap ke arah sutrah (pembatas).

Nabi صلى الله عليه وسلم melarang perbuatan tersebut seraya bersabda :"Apabila salah seorang diantara kalian shalat menghadap sutrah, hendaklah ia mendekati sutahnya sehingga setan tidak dapat memutus shalatnya. (Shahih Al-Jami' : 650)

Inilah contoh perbuatan beliau صلى الله عليه وسلم "Apabila beliau صلى الله عليه وسلم shalat di tempat terbuka yang tidak ada seorang pun yang menutupinya, maka beliau menamcapkan tombak di depannya, lalu shalat menghadap tombak tersebut, sedang para sahabat bermakmum di belakangnya. Beliau صلى الله عليه وسلم tidak membiarkan ada sesuatu yang lewat di antara dirinya dan sutrah tresebut." Shifat Shalat Nabi صلى الله عليه وسلم, karya Al-Albani (hal : 55)

Minggu, 11 Maret 2012

Antara Hak Anak Dan Kewajiban Ibu

           Anak, sebagai darah daging kedua orang tua, merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari ibunya. Anak mempunyai hak-hak yang merupakan kewa-
jiban orang tuanya, terutama ibunya, untuk menunaikan hak-hak tersebut.
Jadi bukan hanya anak yang mempunyai kewajiban atas orang tua, tetapi
orang tua pun mempunyai kewajiban atas anak. Secara ringkas kewajiban
orang tua atas anaknya adalah sebagai berikut:
1. "MENYUSUI"
       Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil,
sebagaimana firman Allah :
artinya:
Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu
bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. (QS AI Baqarah: 233)
**Allah berrman:
artinya:
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang
tuanya. lbunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkanya
dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampan menyapihnya adalah
tiga puluh bulan. (QS Al Ahqaf 15).
**Al 'Allamah Siddiq Hasan Khan berkata:
"Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan. Maksud-
nya, adalah jumlah waktu selama itu dihitung dari mulai hamil sampai dis-
apih."
2. "MENDIDIKNYA"

        Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang ibu muslimah. Dia
senantiasa mendidik anak-anaknya dengan akhlak yang baik, yaitu akhlak Muhammad
dan para sahabatnya yang mulia.
        Mendidik anak bukanlah (sekedar) kemurahan hati seorang ibu kepada anak-anaknya,
akan tetapi merupakan kewajiban dan fitrah yang diberikan Allah kepada seorang ibu.
Mendidik anak pun tidak terbatas dalam satu perkara saja tanpa perkara lainnya,
sepertI (misalnya) mencucikan pakaiannya atau membersihkan badannya saja. Bahkan
mendidik anak itu mencakup perkara yang luas, mengingat anak merupakan generasi
penerus yang akan menggantikan kita yang diharapkan menjadi generasi tangguh yang
akan memenuhi bumi ini dengan kekuatan, hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan.
Berikut beberapa perkara yang wajib diperhatikan oleh ibu dalam mendidik anak-
anaknya.
A. "MENANAMKAN AQIDAH YANG BERSIH"
         Menanamkan aqidah yang bersih, yang bersumber dari Kitab dan Sunnah yang shahih.
Allah berfirman:
    
artinya:
Maka ketahuilah bahwa sesugguhnya tidak ada sesembahan yang haq melainkan
Allah. (QS Muhammad: 19)
Rasulullah bersabda, yang artinya. Dari Abul Abbas Abdullah bln Abbas, dia berkata:

Pada suatu hari aku membonceng di belakang Nabi, kemudian beliau berkata,
'Wahai anak. Sesungguhnya aku mengajarimu beberapa kalimat, yaitu: ja-
galah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau mendapatiNya di hadpanmu. Apablla engkau meminta,
maka mintalah kepada Allah. Dan apabila engkau mohon pertotongan, maka mohonlah pertolongan kepada Allah.
Ketahuilah, seandainya seluruh umat berkumpul untuk memberimu satu manfaat, niscaya mereka tidak akan dapat member-
imu manfaat, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu.
Dan jika mereka berkumpul untuk memberimu satu bahaya, niscaya mereka
tidak akan bisa membahayakanmu, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah
tetapkan atasmu. Pena-pena telah diangkat dan tinta telah kering."
        Seorang anak terlahir di atas fitrah, sebagaimana sabda Rasulullah maka sesuatu yang
sedikit saja akan berpengaruh padanya. Dan wanita muslimah adalah orang yang
bersegera menanamkan agama yang mudah ini, serta menanamkan kecintaan tehadap
agama ini kepada anak-anaknya.

B. "MENGAJARI ANAK SHALAT"
         Mengajarkan anak-anak shalat yaitu dalam hal-hal yang utamanya, wajib-wajibnya,
waktunya, cara berwudhu dan dengan shalat dihadapan mereka. Demikian pula dengan
pergi bersama mereka ke masjid,

berdasarkan sabda Nabi dan hadits Sabrah :
"Perintahkanlah anak untuk shalat apabila mereka telah berumur 7 (tujuh) tahun.
Dan jika mereka telah berumur 10 (sepuluh tahun) ,(tetapi tidak shalat), maka
pukullah mereka." ( tapi jgn dipukul kuat kuat ya ... :D )
        Hendaknya para ibu mengajarkan kepada mereka, bahwa shalat bukan hanya sekedar
gerakan atau rutinitas seorang hamba kepada Rabbnya. Akan tetapi, shalat meru-
pakan hubungan yang dalam dan kuat antara seorang "hamba dengan Rabb-nya". Maka
peringatkanlah mereka dengan sungguh-sungguh, supaya tidak meninggalkan shalat.
Berilah mereka ancaman bila meninggalkan perbuatan tersebut.
Suruhlah mereka untuk senantiasa bersegera menunaikan shalat pada awal waktu.
Allah berfirman:
artinya:
"Maka datanglah sesudah mereka pengganti yang jelek yang menyla-nyiakan
shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan
menemui kesesatan, kecuali orang yang bertaubat serra mengerjakan amal
shalih". (QS Maryam: 59-60).

Nabi bersabda:

"Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi, bah-
wa tidak ada sesembahan yang hak, kecuali Allah, dan bahwa Muhammad
adalah utusan Allah, dan sampai mereka mendirikan shalat, menunaikan
cakat Apabila mereka melakukan itu, maka terjagalah dariku darah-darah
mereka dan harta-harta mereka, kecuali merupakan hak Islam; dan perhi-
tungan mereka atas Allah."

Ibnu Hazm berkata, "Barangsiapa mengakhirkan shalat dan waktunya, maka dia itu
hina"
C. "MENANAMKAN KECINTAAN KEPADA ALLAH dan RASUL-Nya, dan MENDAHULUKAN KEDUA Nya"
 Dari Anas dia berkata, Rasulullah bersabda :

"Tidak sempurna iman seseorang diantara kalian sampai aku menjadi orang
yang lebih dicintainya daripada bapaknya, anaknya dan seluruh manusia."

Dengan menanamkan kecintaan kepada Allah dan RasuINya di hati anak-anak akan
mengantarkan mereka menyambut seruan Allah dan RasuINya. Dan ini menjadi motivasi dasar untuk seluruh yang mengikutinya."

D. "MENGAJARKAN AL-QUR'AN dan MENYURUH ANAK-ANAK MENGHAFALKAN"
        Ini merupakan masalah besar yang hanya akan didapatkan oleh orang yang secara
sungguh-sungguh berusaha menghafal dan mengamalkannya. Hendaklah ibu memulainya dengan menyuruh menghafal surat Al Fatihah dan surat-surat pendek.
Demikian pula hendaklah kita menyuruh mereka menghafal at tahiwat untuk shalat.
        Hadits-hadits Nabi telah menunjukkan keutamaan itu semua.
Diantaranya yang diriwayatkan oleh Utsman bin Aan dari Nabi beliau bersabda:

"Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya."

         Para ibu pada masa kejayaan Islam, benar-benar memotivasi anak-anaknya untuk men-
dapatkan kebaikan, terlebih lagi dari Al Qur'an, sebagaimana mereka mengusahakan
kebaikan bagi jiwa anak-anaknya.

E. "MEMBUAT ANAK-ANAK CINTA KEPADA SUNNAH SERTA MENYURUH MEREKA MENJAGANYA"
Allah berfirman:
artinya:
Barangsiapa mentaati Rasul itu, maka sesunguhnya dia telah mentaati Allah.
(QS An Nisa: 80).

Allah berfirman:
artinya:
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dila-
rangnya bagimu, maka tinggalkanlah." (QS AI Hasyr:7).

Nabi bersabda, dari hadits Irbadh bin Sariyah yang artinya:
"Aku wasiatkan kepada kalian agar bertaqwa kepada Allah, mend-gar dan taat, meskipun
yang memerintahkan kalian adalah budak dari Habasyah. Karena sesungguhnya, barangsi-
apa diantara kalian hidup setelahku, maka dia akan melihat perselisihan yang banyak.
Berpegang teguhlah kalian dengan Sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin yang men-
dapat pentunjuk. Peganglah ia erat-erat, dan gigitlah ta dengan gerahammu."


F. "MEMBUAT ANAK-ANAK CINTA KEPADA ILMU SYAR'I dan BERSABAR DALAM MERAIHNYA"
        Ilmu syar'i merupakan ilmu yang paling mulia. Allah telah memuji ilmu dan ulama lebih
dari satu ayat dalam Al Qur'an.
       Allah berfirman:
artinya:
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya hanyalah
ulama." (QS Fathir: 28).

Dan katakanlah: " Ya Rabb, tambahkanlah kepadaku ilmu". (QS Thaha:114).

Dari Zar bin Hubasyi, dia berkata, "Aku mendatangi Sofwan bin 'Assal
Al Muradi, lalu dia berkata, "Untuk tujuan apa engkau datang kemari?"
Aku menjawab, "Karena mengharapkan ilmu". Dia berkata, "Sesungguh-
nya malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi penuntut iImu, karena ridha
dengan apa yang mereka cari."
          Belajar ketika masih kecil lebih baik daripada belajar ketika sudah dewasa, sebagaimana
dalam sebuah sya'ir:

**Belajar sewaktu kecil
bagaikan melukis di atas batu**

        Pada masa permulaan Islam para ibu memotivasi anaknya untuk menuntut ilmu (syar'i).
Bahkan ada yang rela bekerja agar si anak bisa belajar. Lihatlah, bagaimana manusia
memuji Sufyan Ats Tsauri 12 karena keluasan ilmu yang dimilikinya.
        Al Auza'i berkata tentangnya; "Tidak ada orang yang padanya orang awam berkumpul
dengan ridha dan lapang dada, kecuali satu orang di Kufah yaitu Sufyan"
Sufyan tidaklah mencapai apa yang menjadi cita-citanya, kecuali dengan pertolongan
Allah, kemudian pertolongan ibunya yang shalihah.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad dari Waki', dia berkata,
"Ummu Sufyan berkata kepada Sufyan, 'Wahai, anakku. Tuntutlah iImu
dan aku akan cukupimu dengan alat pemintalku'."

**Alangkah besarnya tokoh-tokoh yang keluar dari madrasah ibu.
Ibu adalah madrasah.
Apabila engkau mempersiapkannya,
berarti engkau mempersiapkan generasi yang kuat akarnya
Ibu adalah taman.
Jika engkua merawatnya,
dia akan hidup dengan elok,
tumbuh daunnya beraneka rupa
Ibu adalah guru pertamanya para guru
Kemuliaanya terpancar menyebar sepanjang cakrawala**


G. "MENGAJARKAN KEPADA ANAK UNTUK MEMINTA IZIN"
         Ini termasuk adab mulia yang penting diajarkan dan dibiasakan oleh seorang ibu mus-
limah kepada anak-anaknya, khususnya jika anak hampir baligh. Islam telah mem-
berikan batasan dan rambu-rambu tentang hal ini dengan jelas.

Allah berfirman:

artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelahi dan wanita)
yang kamu miliki dan orang-orang yang belum baligh diantara kamu,
meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari), yaitu sebelum
shalat shubuh, ketika kamu sedang menanggalkan pakaian (luarmu) di
tengah hari dan sesudah shalat isya'. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tdak
ada dosa atasmu dan tidak pula atas mereka selain dari (tiga waktu) itu.
Mereka melayani kamu, sebagian kamu (ada keperluan) kepada sebagian
yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana. Dan apabila anak-anakmu
telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka minta izin, seperti
orang-orang sebelum mereka minta izin. Demikianlah Allah menjelaskan
ayat-ayatNya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS An Nur: 58,59).

         Ayat-ayat tersebut menjelaskan waktu-waktu yang tidak diperbolehkan bagi anak-anak
yang belum baligh untuk masuk, kecuali setelah mendapat izin. Adapun selain tiga
waktu tersebut, maka tidak berdosa atas mereka masuk tanpa izin. Imam Ibnu Katsir
menjelaskan yang menjadi sebab perlunya meminta izin pada tiga waktu tersebut.

Dia berkata, "Allah Ta'ala memerintahkan orangorang beriman, agar para budak yang
mereka miliki dan anakanak mereka yang belum baligh untuk meminta izin
kepada mereka dalam tiga waktu, yaitu:

1. Sebelum shalat fajar. Karena pada waktu itu manusia sedang tidur di
tempat tidurnya.

2. Ketika menanggalkan pakaian pada slang hari, yaitu pada waktu qailu-
lah (tidur siang), karena manusia seringkali sedang menanggalkan paka-
iannya bersama istrinya pada waktu itu.

3. Setelah shalat Isya. Karena itu saat waktu tidur, maka diperintahkan
kepada para budak dan anak-anak (yang belum baligh) untuk tidak ma-
suk kepada ahli bait tanpa izin, karena dikhawatirkan ketika itu seorang
suami sedang bersama istrinya atau sedang melakukan hal lainnya.

          Adapun bagi anak-anak yang telah baligh, maka mereka harus mina izin setiap waktu
apabila ingin masuk. Al Auza'i berkata dari Yahya bin Katsir,

"Apabila anak masih berumur empat tahun, maka dia meminta izin kepada
kedua orang tuanya dalam tiga waktu. Apabila mereka telah baligh, maka
dia harus minta izin setiap waktu. " 
Keharusan minta izin ini tidak hanya ketika akan masuk ke rumah orang lain saja, akan
tetapi juga ketika masuk ke rumah yang hanya dihuni oleh ibu atau saudara perempuan-
nya.

Diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dalam Adabul Mufrad,
bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Hudzaifah,"Apakah aku harus mintaizin
kepadaibuku?" Dia menjawab, "Jika engkau tidak minta izin kepadanya, en-
gkau akan melihat apa yang engkau benci."

H. "MENANAMKAN KEJUJURAN"
        Jujur adalah sikap terpuji yang wajib kita tanamkan kepada anak-anak.

Allah berfirman:
artinya:
"Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang benar (jujur)." (QS At Taubah :9).

Ayat-ayat tentang hal ini sangat banyak. Demikian pula hadits telah berulang menyitir akhlak terpuji ini.

Dari Ibnu Mas'ud dari Nabi beliau bersabda:
"Sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan me-
nuntun kepada surga, dan sesungguhnya seseorang berkata jujur sehingga dia
menjadi orang yang jujur. Dan sungguhnya kedustaan menunjukkan kepada kejahatan, sedangkan kejahatan mengantar kepada neraka, dan sesungguh-
nya seseorang berkata dusta hingga la tercatat di sisi Allah sebagai pendusta.

**Berkata jujur adalah kemuliaan bagi anak-anak kita. Dan tidak akan tersealisasi, kecuali
dengan berkata jujur dalam segala urusan.
Jika seseorang hiasa berdusta, dia akan senantiasa dianggap pendusta di hadapan
manusia meskipun dia berkata jujur.

I. "MENANAMKAN SIFAT SABAR"
Allah berfirman :
artinya:
Sesungguhnya hanya orang yang bersabadah yang dicukupkan pahala mereka
tanpa hisab. (QS Az Zumar : 10).

Dan juga firmanNya :
artinya:
Hai orang-orang yang beriman mohonlah pertolongan kepada Allah dengan
sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
(QS Al Baqarah: 153).

        Dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan dia berkata, "Rasulullah bersabda,
Sungguh menakjubkan urusan orang yang briman, sesunguhnya semua uru-
sannya adalah baik baginya. Dan hal itu tidak terjadi, kecuali bagi orang
yang beriman. Apabila dia diberi kesenangan, maka dia bersyukur, dan itu
baik baginya. Dan apabila dia ditimpa kesusahan, maka dia bersabar, dan
itupun baik baginya."

J."MENYADARKAN KEPADA ANAK TENTANG BERHARGAnya WAKTU"
          Sesungguhnya menjaga waktu akan menanamkan sifat menepati janji pada waktunya.
Demikian pula harus diperhatikan, agar menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktun-
ya. Oleh karena itu Allah menganjurkan kita untuk menyusun jadwal kegiatan dan
mengerjakannya pada waktu yang telah direncanakan. Dan waktu sangat terbatas.

Allah berfirman,
artinya:
"Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas
orang-orang yang beriman." (QS An Nisaa :103).

Ibnu Mas'ud pernah bertanya kepada Nabi, "Amal apa yang paling dicintai oleh Allah?"
Beliau menjawab, 'Shalat pada awal waktunya....'
         Allah mengkhususkan masalah shalat, karena shalat dilakukan berulang lima kali se-
hari semalam. Apabila seseorang menjaga shalatnya dan melaksanakannya pada awal
waktu, maka hal dapat menanamkan kedisiplinan dan pemanfaatan waktu. Dan agar
menjadikan waktu sehat dan luangnya sebagai kesempatan untuk melakukan kebaikan,
karena umur itu terbatas.

Ibnu Abbas berkata, bahwa Nabi bersabda,
"Dua nikmat yang banyak manusia tertipu dengannya, yaitu kesehatan dan
waktu luang."
         Para salafush shalih dan orang-orang yang meniti jalan mereka adalah manusia yang paling ketat dan paling bersemangat dalam menjaga waktu, yakni dengan memanfaatkan
dan memenuhinya dengan berbagai kebaikan dan hal-hal bermanfaat.

K. "MENANAMKAN SIFAT PEMBERANI"
Allah berfirman,
artinya:
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min diri dan harta
mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di
jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh". (QS At Taubah: 111).

Dan Abu Aufa Nabi bersabda,
"Dan ketahuilah bahwa surga di bahah naungan pedang "

Ibnu Hajar berkata, Al Qurtubi berkata,
"Sabda Rasulullah di atas termasuk ucapan yang indah, singkat tapi padat.
Memiliki gaya bahasa nan indah, ringkas dan lafazhnya bagus. (Ucapan) ini
memberi faidah anjuran untuk berjihad, dan mengabarkan pahalanya, serta
anjuran menghadapi musuh yang menggunakan pedang, serta bersatu ketika
perang, sehingga pedang menaungi orang-orang yang berperang "

Ibnul Jauzi berkata, "Maksudnya adalah surga dapat diraih dengan jihad."
        Pada periode awal Islam, para ibu menjadi penolong dan pendorong anak-anaknya agar
memiliki sifat pemberani. Dalam sejarah terdapat contoh-contoh tentang hal itu. Se-
butlah Abdullah bin Zubair bin Awwam. Ketika dia keluar untuk memerangi Hajjaj bin
Yusuf, bersamanya tidak ada orang, kecuali sedikit orang. la mengadu kepada ibunya
Asma tentang ketidak pedulian manusia dan sikap diam mereka terhadap Hajjaj sampai
orang yang paling dekat denganya sekalipun.
        Abdullah menanyakan pendapat ibunya. Lalu apakah yang dikatakan oleh wanita
yang berjiwa besar ini? Apakah ia berkata kepada putranya, "Tinggalkanlah urusan ini"
karena ia khawatir terhadap keselamatan putranya yang merupakan darah dagingnya?
Tidak, demi Allah. Bahkan ia memompakan keberanian dan kesabaran sampal ia mati
syahid.
Dengan keberanian dan jihad semacam inilah akan tegak berdiri Daulah Islamiyah
yang diharapkan dengan izin Allah.

L. "BERSIKAP ADIL DI ANTARA ANAK-ANAK"
Dari Nu'man bin Basyir, Rasulullah bersabda,
Bersikap adllah diantara anak-anakmu, adillah diantara anak-anakmu, adil lah diantara anak-anakmu.."
         Pada bagian akhir dari pembahasan ini, ingin aku sitirkan firman Allah melalui lisan
Luqman Al Hakim kepada anaknya sebagai nasihat atas anak.

"Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengejakan kebaikan
dan cegahlah (mereka) dari perbuatan mungkar dan bersabarlah terhadap apa-apa yang menimpamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk
hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di
muka bumi dengan angkuh. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan
lunakkanlah suaramu. Sesunguhnya seburuk-buruk suara adalah suara
keledai." (QS Lugman:7-19).
         Saudariku muslimah, sesungguhnya anak-anak kita adalah amanah yang dititipkan Allah
kepada kita. Allah akan menanyakan, apakah kita akan menjaganya atau menyianyi-
akannya. Maka wajib atas kita untuk menjaga amanah ini. Dengan keyakinan, kita
mendidik generasi muslim, kita persiapkan mereka agar menjadi generasi kuat untuk
menghadapi orang-orang yang menyimpangkan Al Kitab dan Assunnah.


KEMAJUAN SUATU KAUM TERGANTUNG DARI PERAN SANG WANITA. WANITA ITU MULIA JIKA BISA MENDIDIK ANAK-ANAK NYA SESUAI DENGAN TUNTUNAN RASULULLAH.
ANAK BISA MENJADI PENOLONG KITA,  BISA JUGA MENJADI SEBAB KITA MASUK NERAKA. MAKA DIDIKLAH ANAK DENGAN SEBAIK MUNGKIN.
Postingan Lebih Baru Beranda