Oleh:
Mochammad Faizal Rachman
(Mahasiswa Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam UPI 2014)
Dalam Islam, pendidikan dikenal dengan istilah “tarbiyyah”. Berasal dari kata “rabba”, “yurabbi” yang bararti “memelihara”. Secara istilah, menurut Kamus Besar Bahsa Indonesia (KBBI) pendidikan diartikan sebagai “proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.” Kata kunci yang dapat kita ambil dari pengertian tersebut adalah proses, sikap dan tata laku, pendawasaan, pengajaran dan pelatihan.
Dalam konteks Islam, inti dari pendidikan adalah kata kunci dari definisi tersebut yang diringkas menjadi satu kata, yaitu akhlak. Sebagaimana sabda Rosul Muhammad SAW., “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Oleh karena itu, Islam telah mengatur pendidikan sebagaimana mestinya melalui sumber utama yakni al-Qur’an dan al-Hadits, lalu dikaji oleh para Ulama sehingga terbentuklah konsep pendidikan Islam.
Dari konsep pendidikan Islam, ada tiga proses manajemen pendidikan:
1. Ta’lim atau Mengajar
Allah berfirman:
Artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." [Q.S. al-Baqoroh:31-32]
Yang pertama kali Allah berikan kepada Nabi Adam adalah pengajaran, dengan tujuan agar Nabi Adam mengtahu apa yang sebelumnya tidak diketahui. Dalam pendidikan di sekolah, tentu pengajaran ini adalah hal yang paling mendasar bagi seorang murid. Karena dari pengajaran tersebut seorang murid akan beradaptasi dan berusaha untuk memahami apa yang disampaikan oleh gurunya. Sasaran dari Ta’lim adalah otak. Tujuannya adalah agar seorang murid mendapatkan ilmu pengetahuan dari gurunya.
2. Ta’dib atau Mengadabkan
Adab dapat diartikan kebaikan budi pekerti atau kesopanan. Mengadabkan berarti menanamkan nilai-nilai positif yang berhubungan dengan tingkah laku agar diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang manusia belum cukup jika hanya mengandalkan ilmu pengetahuan saja untuk modal hidupnya. Disinilah keberadaan adab sangat berperan dalam menunjang kualitas pendidikan seseorang, karena adab berfungsi untuk mengontrol diri seseorang dalam bersikap. Seseorang yang pintar bahkan jenius namun dia tidak beradab, maka masyarakat tidak akan menghargai orang tersebut. Bahkan masyarakat akan merasa terancam akan kepintaran yang dia miliki. Maka pada akhirnya pendidikan yang telah dia tempuh akan menjadi nihil dan tidak adanya nilai guna bagi masyarakat.
Sasaran Ta’dib adalah hati nurani. Mengapa harus hati nurani? Karena hati nurani merupakan pusat dalam diri kita. Hati adalah yang bagian dalam diri kita yang paling mengetahui akan diri kita dan paling peka dengan sesuatu, baik dalam diri juga diluar diri. Contoh, ketika ada seseorang yang mencuri barang orang lain. Dalam hati nuraninya dia mengtahui bahwa mencuri itu adalah perbuatan yang salah. Tetapi pencuri tersebut menghiraukan kata hati nuraninya, sehingga terjadilah perbuatan mencuri. Ketika seseorang sedang belajar adab namun dia masih belum bisa mengimplementasikannya, maka bisa dikatan hati nuraninya belum tersentuh oleh nilai-nilai adab.
3. Tarbiyyah atau Pendidikan
Yang terkhir dalam proses manajemen pendidikan islam adalah pendidikan itu sendiri. Karena pendidikan merupakan tahap penyempurnaan dan pemeliharaan terhadap Ta’lim dan Ta’dib, lalu kedunya dihubungkan sehingga terbentuklah pendidikan.
Sasaran dari pendidikan adalah potensi manusia. Inilah peran penting pendidikan, yaitu selain mengajarkan ilmu pengetahuan dan menanamkan nilai, juga menggali potensi tiap manusia. Karena sejatinya setiap manusia pasti memiliki potensi yang telah dianugrahkan Allah, sebagaimana firman-Nya:
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” [Q.S. an-Nahl:78]
Sesuai firman Allah dalam Q.S. an-Nahl ayat 78 bahwa potensi manusia itu terdiri dari pendengaran beruapa teling, penglihatan berupa mata dan hati berupa akal dan perasaan. Pendidikan berperan agar manusia dapat memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya. Oleh karena itu manusia yang berpendidikan adalah dia yang berilmu, beradab, dan dapat memaksimalkan potensinya.
Pendidikan juga berkaitan dengan proses, dan bisa diartikan bahwa pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia. Artinya pendidikan itu tidak bisa dilakukan secara instan. Jangankan pendidikan, Alloh menciptakan Bumi ini ada tahapan-tahapan atau prosesnya. Sebagaimana firman-Nya:
\
Artinya: “Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Q.S. al-Anbiya: 30]
Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?” [Q.S. Yunus: 3]
Pendidikan menuntut kita untuk berpikir atas segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini, termasuk diri kita sendiri. Dan berpikir merupakan salah satu dari proses pendidikan. Proses ini berlangsung 24 jam. Dengan kata lain, selama hidup kita terus berpikir dan terus memperbaiki diri.
Jadi sejatinya pendidikan dalam islam itu tidak hanya sekedar mengajari dari yang tidak tahu menjadi tahu, melatih dari yang tidak bisa menjadi bisa, namun yang terpenting adalah bisa menanamkan nilai-nilai positif dan penggalian potensi diri, sehingga terbentuk manusia yang berakhlak mulia dengan pengetahuan yang dapat mengimplementasi pendidikannya kedalam kehidupan bermasyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar